*************Global five Pencarian Cinta**************

Monday, September 5, 2011

CONTOH CERPEN PERSAHABATAN



Persahabatan Indah Menjadi Kelam Seiring Waktu

Thank You Myspace Comments
Suasana kelas ramai bertambah asyik dengan gurauan beberapa sahabat yang
duduk – duduk dibawah pohon mangga tepat didepan kelas, dibawah pohon itu
terdapat batu yang lumayan besar berbentuk tipis, di batu itu mereka bercanda tawa disana, sambil dengan minum es ibu kantin bertambah segar ditemani pula dengan silir angin yang menyapu muka para perkumpulan anak kecil tersebut. Di antara perkumpulan tersebut ada anak yang baik hati, tampan, anak dengan perawakan kecil tapi imut itu bernama Arga, begitulah nama pendek anak tersebut, tapi anehnya dia justru dipanggil Cubo dengan teman – temannya, selain itu dia juga rajin menabung. Dia sangat ramah sehingga mempunyai banyak teman diantaranya adalah Cebol, Cemeng, Ucek, KendelPunk. Memang aneh nama mereka semua, hal ini dikarenakan itu bukanlah nama yang sebenarnya melainkan nama samaran. Dimulai dari Arga yang mendapatkan julukan Cubo. Hal ini dikarenakan Arga seperti hantu kata teman – temannya.
Suasana bertambah hangatnya dengan canda tawa anak – anak tersebut, “Di pagi yang cerah semoga cepat pulang hahahaha,”kata Cebol.
“Alah kamu itu bol maunya pulang aja yang ada di otakmu itu”,sahut Kendel.
“Ya gak papa, memangnya kamu tidak ingin pulang ?” kata Cebol.
“Ya bukannya begitu, lihat aja nih jam berapa masih pagi” kata Kendel sambil menggaruk kepalanya.
“Ngapain garuk – garuk kepala kamu? Belum kramas ya ? hahahaha”, ejek Ucek
“Tau ah”, kendel tersipu malu.
Kedua anak tersebut terus saja berdebat yang tiada guna, sementara Artga sedikit memutar otak dengan memegang jenggotnya, “teman – teman nanti kita cari ikan di sungai mau nggak?” ajak Arga.
          “Boleh juga itu” serentak teman – temannya menyetujuinya. 
 “Kriiiing” bel masuk telah berbunyi dan terlihat ibu guru menuju kelas VI dan para siswa pada memasuki ruangan kelas masing – masing. Hari itu pelajaran adalah pelajaran matematika, tepat guru ini adalah guru yang disukai Arga,  namun sebaliknya yang paling dibenci oleh teman – temanya, guru ini memiliki perawakan yang tegas, dengan rambut pendeknya sepanjang bahu, dengan selalu memasang wajah muram membuat teman – teman Arga bertambah gak suka. “yah malas banget kalau waktunya bu guru ini, sudah gak cantik - cantik amat, judes, gak enak banget, enaknya ditinggal tidur aja biar kapok!”, keluh kesah Punk.
          “Punk bilang apa kamu ha!” bu guru bertanya sambil memasang wajah seram dan membawa penggaris.
          “Waduh kok kedengaran ya”, keluh Punk
          “Ya kedengaran Punk”,bu guru menjawab sambil mendekati Punk dan menjewer telinganya di seret kedepan.
          “Hahahaha, syukuriiiin”, semua teman – temannya mengejek Punk.
          “Diam kalian”, bu guru marah sambil memululkan rotan ke meja, seketika itu semua siswa kelas VI menjadi tegang dan sunyi, mereka semua ketakutan namun dalam hati mereka tertawa melihat Punk yang dihukum oleh bu guru dengn mengangkat kedua kaki kirinya sambil memegang kedua telinganyam itulah ganjaran untuk orang yang suka menggunjing. Dua jam telah berlalu  dan akhirnya bel berbunyi tanda pulang. “Anak – anak pimpin doam kita pulang”, kata Bu guru.
          “Tunggu dulu bu”, kata Arga sambil mengacungkan tangan.
          “Ada pa Arga?” Tanya Bu guru dengan lembut memang kalau dengan Arga bu guru sangat baik hal ini dikarenakan Arga anak yang pintar dan baik serta selalu dapat mengerjkan soal – soal yang diberikan oleh bu guru, namun disisi lain terkadang juga membuat teman – teman Arga dengan sikap Bu guru kepadanya, namun karena kebaikan Arga itu semua menghapuskan rasa iri terhadap Arga. Karena teman temannya sungguh mengakui kepintaran Arga.
          “Iya Arga, ibu akan sudahi hukuman pada Punk,”kata Bu guru.
Akhirnya Punk di sudahi hukumannya dan pulanglah dia dengan teman – temannya begitu juga dengan Arga. Diperjalan pulang mereka bersama – sama denagn seperti biasa mereka suka bercanda tertawa walau dijalan terkadang banyak masyarakat yang marah – marah karena mereka sedikit menggangu pengguna jalan dengan berjalan berjajar.
          Setiba dari rumah masing – masing segera berganti baju dan membawa peralatan untuk mencari ikan, mulai dari pancing, jaring, ada yang menggunakan saringan untuk membersihkan beras sampai ibunya marah – marah. Ada yang membawa korek, pisau. Arga membawa jaring. Suasana panas yang menyengat kulit mereka tidak mematahkan semangat mereka untuk mencari ikan dengan mendapatkan teduhan dari pohon – pohon bambu yang membuat mereka tidak kepanasan saat mencari ikan. “Dibagian sini pasti banyak sambil merogoh – rogoh lubang pinggir sungai”, kata Ucek.
          “Hati – hati cek nanti kalau ada ular bagaimana ?” kata Arga.
          “Enggak – enggak tenang aja Ga”, kata Ucek.
          “Ya terserah lah”, sahur Arga.
Tak lama Arga berhenti berbicara tiba – tiba muncul kepala ular air yang menyapa Ucek “ hiiiiiaaaaaaaaaaa!ulaaaaar, hohohohoho tolong teman – teman”, teriak Ucek
          “hmm biar sukurin tu hahaha,”ejek Punk.
          “Sudah aku bilangi kan tadi gak mau nurut sich”, kata Arga dengan memasang wajah jengkel.
          Setengah hari tak terasa mereka telah habiskan untuk bermain – main, setelah mencari ikan dan lumayan mendapatkan banyak cukuplah untuk perut anak kecil apa lagi Arga juga membawa nasi, mereka taruh hasil tangkapan di bawah pohon dan dan mereka melepas lelah dengan mandi di sungai, berenang kesana kemari seperti ikan yang mencari makan. Dingin menusuk kulit dan mereka memutuskan untuk membakar ikan tangkapan mereka.
          Persiapan telah selesai mereka mulai mengambil ikannya dan menusukkannya ke potongn bambu dan membakarnya diatas api yang menyala dengan posisi mereka berada di tengah – tengah lapangan bolla volie yang sudah tidak terpakai lagi. “ Hmm, sepertinya ikanku gosong”, ujar Arga, terlihat ikannya yang hangus karena terkena api yang menyala terlalu besar. Dengan lahapnya mereka memakannya, “rasanya kok aneh ya”,kata cemeng.
          “Ya aneh lah kan sama seperti dirimu”, kata cebol.
          “Ooooo mukamu itu yang aneh”, kata cemeng sambil mengangkat tangannya seakan akan mau memukul wajah cebol.
          “Iya sich aneh memang, hmm hitam – hitam ini apa?”Arga tertegun.
          “Mana?” kata kendel sambil menoleh kearah ikan Arga
Seketika Arga tertawa terbahak-bahak “wahahahahahahaha sakit perutku”, ini kan kotorannya ikan”, kata Arga sambil memegang perutnya.
          “Huueekk, uughghhg! Batuk anak – anak itu semua mengisi sunyinya lapanagan volli bekas di sore itu.
          Sore semakin menguasai hari itu dan malam akan tibam Arga kembali kerumahnya begitu pula dengan teman – temanya. Sesampainya dirumah Arga membantu ibunya membersihkan rumah dan masak di dapur dan kemudian mandi dan sholat, setelah sholat maghrib Arga pergi ke masjid untuk mengaji dengan bimbingan moral dan agama. Disana menjadi bocah yang sudah cukup kuat imannya dikarenakan rajinya dia mengaji kemudian setelah sholat isya’ Arga belajar untuk pelajaran besik disekolah. Hal ini sebaliknya dengan teman – temanya Arga mereka justru bermain – bermain main tidak belajar justru bermain playstation sampai larut malam, merekda terkadang sampai dimarahi orang tuanya karena kenakalan mereka.
           Empat bulan telah berlalu, waktu ujian nasional sudah semakin dekat Arga mengikuti bimbingan untuk mempersiapkannya sebaliknya dengan teman – temanya namun Arga berusaha untuk menjaga hubungan pershabatannya dengan teman – temannya. Seiring waktu semakin berlalu dan Tingkah laku teman - teman Arga semakin menjadi sehinga mengakibatkan Arga dilarang bermain dengan sahabat – sahabatnya. “Arga nanti ikut kita ya”, ajak Punk kepada Arga
          “Kemana emangnya?” Tanya Arga.
          “ Kita nongkrong di perempatan jalan sambil cari cewek cantik, mau ngak”, Tanya Cebol.
          “Astagfirullahhalazim ngak ah aku gak ikutan”, jawab Arga.
          “ Pokoknya kamu harus ikut”, kata Cebol.
Akhirnya Arga tidak bisa menolak ajakan teman – temannya dan Arga ketahuan oleh orang tuanya maka dilaranglah Arga bergaul dengan mereka. Arga hanya bisa sedih dan menangis. Arga tidak mau berpisah dengan teman – temanya. Namun Arga terkejut saat melihat teman – temannya mabuk – mabukan, merokok, sehinga membuat Arga semakin renggang hubunganya dengan teman – temannya.
          Ujian nasional akhirya telah tiba, Arga sudah mempersiapkan matang – matang namun berbeda dengan teman – temanya. Selama seminggu ujian telah berlangsung dan saat pengumuman kelulusan Arga mendapat nilai yang baik. Namun sebaliknya teman – temannya justru sampai tidak lulus, kesuksesan Arga membuat teman – temanya tersebut iri dan menjahui Arga.
          Usia telah memakan waktu ketika Arga kelas 3 SMP Arga bertemu dengan teman - teman kecilnya dan dia meneteskan air mata dalam ketegaran merindukan masa – masa indah bersama teman – temannya bercanda tawa, sendau gurau namun itu semua hanya tinggal kenangan yang indah. Sesaat Arga pergi ke tempat lapangan volli yang dahulu menjadi markas utama mereka, terbayang wajah dan memori kebahagian yang kini hilang karena jalan yang berbeda.



1 comments:

Anonymous said...

bagus sippp www.facebook.com